FIC-TPI Bangun Kabel Optik Surabaya -Hongkong
SURABAYA - Indonesia dalam waktu dekat bakal punya akses internet supercepat dan murah. Ini setelah pembangunan jaringan kabel optik bawah laut Surabaya-Hongkong sepanjang 4.300 km kelar. Jaringan kabel tersebut dibangun PT Fangbian Iskan Corporindo (FIC) Indonesia yang bekerja sama dengan Telemedia Pacific Inc (TPI) Hongkong.

''Nilai investasi proyek ini mencapai USD 200 juta (sekitar Rp 2,3 triliun). Cukup besar memang, tetapi manfaat yang didapat juga sangat besar,'' kata Presdir FIC Linggar Mulyono setelah penekenan nota kesepahaman (MoU) pembangunan Submarine Cable Asia Network Surabaya to Hongkong di Graha Pena, Surabaya, Sabtu (28/3).

Turut menyaksikan penekenan itu Menkominfo M. Nuh, Konjen RI di Hongkong Ferry Adamhar, serta President & CEO NEC Electronics Jepang Toshio Nakajima.

Linggar mengungkapkan, peletakan kabel sepanjang 4.300 km tersebut dikerjakan vendor jaringan kabel laut NEC Electronics dari Jepang. ''Kami berharap proyek ini selesai pada 2011,'' jelasnya. Karena itu, setelah penandatanganan dilakukan, segera dilakukan survei teknis agar kabel bisa segera dipasang mulai pertengahan 2009.

''Jika jaringan kabel serat optik ini sudah bisa dioperasikan, kemampuan kapasitas transfer data yang dimiliki mencapai 1,9 terabyte per second (Tbps). Bisa diibaratkan, kapasitasnya dapat dipakai menyalurkan seluruh bahasa yang ada di dunia dalam satu kali proses transfer,'' lanjutnya.

Setelah kabel optik ini dioperasikan, biaya internet internasional yang nilainya sekitar USD 700 per megabyte akan menjadi lebih murah. ''Kemungkinan bisa turun menjadi USD 400 per megabyte,'' ujarnya.

Komisaris Utama FIC Dahlan Iskan mengatakan, Indonesia sangat membutuhkan pembangunan infrastruktur, terutama untuk jaringan telekomunikasi. Tetapi sayang, selama ini pembangunan infrastruktur di tanah air berlangsung lambat. Chairman Jawa Pos Group itu memberikan satu contoh pembangunan infrastruktur yang butuh waktu lama. Yakni, pembangunan jalan tol sepanjang 12 kilometer menuju Bandara Juanda yang baru beroperasi.

''Jalan tersebut dibangun dalam waktu cukup lama, yakni 12 tahun. Tentu butuh waktu yang lebih lama lagi untuk membangun highway Surabaya-Jakarta. Tetapi, dengan keseriusan kita bisa bangun highway (jaringan kabel laut) Surabaya-Hongkong dalam waktu dua tahun saja,'' katanya disambut tepuk tangan undangan yang hadir.

Bos TPI Hady Hartanto menyatakan, setelah pembangunan selesai, sangat mungkin jaringan dikembangkan lagi ke beberapa negara lain. ''Yakni, Singapura, Filipina, dan Vietnam,'' imbuhnya.

M. Nuh menambahkan, beroperasinya kabel bawah laut itu akan memunculkan persaingan dalam penyediaan layanan bagi internet service provider (ISP). ''Persaingan selain membuat tarif turun, tentu juga ada perbaikan terhadap kualitas layanan dari penyedia jasa,'' ungkapnya.

Menurut dia, sambungan kabel optik bawah laut Surabaya-Hongkong akan membantu menunjang layanan optimal dari ISP yang market capacity-nya semakin besar. ''Jika tahun lalu market capacity (pengguna internet) nasional 25 juta orang, pada 2009 kami perkirakan tumbuh dua kali lipat,'' ujarnya. Sedangkan pada 2012, diprediksi mencapai 90 juta orang.

Perkiraan tersebut, lanjutnya, sangat mungkin bakal terealisasi. Sebab, pada 2010 seluruh infrastruktur internet di Indonesia akan tersambung. ''Hal itu menjadi peluang luar biasa bagi pengembangan market capacity. Selain itu, kita tidak tinggal diam dengan berusaha terus men-drive kebutuhan internet untuk pendidikan,'' jelasnya. (luq/oki)